Tiga kandidat dukungan Gibran mundur dari pencalonan pemilu lokal 2024 – akankah koalisi gemuk KIM Plus gagal?

Tiga kandidat dukungan Gibran mundur dari pencalonan pemilu lokal 2024 – akankah koalisi gemuk KIM Plus gagal?

Banyak pengamat politik yang menilai keputusan Mahkamah Konstitusi yang mengubah ambang batas parlemen dan syarat minimal usia kunjungi calon kepala daerah “dalam waktu singkat” sebelum pendaftaran Pilkada 2024 telah menimbulkan sejumlah “revolusi” yang tidak diduga Hal ini terlihat dari tersingkirnya banyak pemimpin daerah yang “didukung” koalisi “gemuk” Prabowo Gibran hingga tersebarnya anggota koalisi KIM Plus di banyak daerah memilih ketika mendukung calon ganda lainnya. .

Akankah situasi ini menguntungkan Pilkada 2024?

Apakah calon yang diusung Prabow Gibran akan mundur? Sehari setelah masa pendaftaran calon kepala daerah Pilkada 2024 digelar, banyak nama calon yang diprediksi dan harapan kontestasi pun pupus. Tanpa penjelasan lebih lanjut, Reza mengaku mengundurkan diri karena ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan dari kelompok. Namun yang pasti, menurut klaimnya, keputusan ini ada di pihak kelompok.

Menurut Detik, Reza mengatakan kepada wartawan, Rabu (28/8), “Saya dan Marsekal mengundurkan diri.”

Kami akan melakukan hal ini demi kebaikan kelompok dan semuanya, demi masyarakat dan semuanya. Kepentingan Jakarta, kepentingan Tangrang di Selatan. “Jadi sebagai ketua kelompok, saya mendengarkan dan mengikuti apa yang diputuskan kelompok,” ujarnya Pasangan Reza-Marshall sebelumnya didukung empat partai politik: Gerindra, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Nasional Demokrat (NasDem), dan Partai Demokrat.

Wakil Presiden Gibran Rakaboming Raka kerap mendampingi Marsekal Widiantu berkunjung ke rumah warga. Bahkan baliho bergambar dirinya dan lambang Gerindra terpampang di Tangrang bagian selatan. Marshel was nominated as a potential mayoral candidate for South Tangerang because he was considered capable of attracting votes from Gen Z and millennials Now, after the withdrawal of the Riza-Marshel pair, the parties that supported them have shifted their support to other candidate pairs.

The Democrats, for example, shifted their support to the Benyamin Davnie and Pilar Saga Ichsan pair, while the Prosperous Justice Party (PKS) switched to supporting Ruhama-Shinta – who are their own cadres In the city of Solo, Central Java, the name Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X or better known as Gusti Bhre has also decided to withdraw from his candidacy.

Previously, Gusti Bhre was predicted to run as a pair with Astrid Widayani with the support of six parties that are members of the Advanced Indonesia Coalition (KIM) Plus, including the Indonesian Solidarity Party (PSI), Golkar, the National Mandate Party (PAN), Gerindra, the Prosperous Justice Party (PKS), and the National Awakening Party (PKB). Sekretaris DPD II Golkar Solu Tawfiq Rahman mengatakan Gusti Behar mengundurkan diri karena alasan pribadi “Urusan keluarga, tapi nanti bisa ditanyakan ke Gusti. [Tidak ada restu keluarga]? Iya, tapi kalau urusan keluarga saya jelaskan. Karena dia raja, harusnya hati-hati. , menurut Detik com, kata Tawfiq Rahman .

You might like

© 2024 - WordPress Theme by WPEnjoy